Menteri Agama RI Lukman Hakim
Saifuddin membuka secara resmi “Batusangkar International Conference” yang
diadakan oleh Program
Pascasarjana IAIN Batusangkar di Hotel Emersia pada Senin (15/10) kemaren.
Menteri yang sekaligus berperan sebagai Keynote Speaker pada pertemuan Internasional
kajian ilmiah Keislaman tersebut menyampaikan “dengan hadirnya narasumber dan
peserta dari berbagai negara, profesi dan latar belakang institusi yang
berbeda, maka kita harus memanfaatkan acara ini dengan berbagi ilmu,
pengalaman, dan pengetahuan tentang bagaimana kita bisa membangun beradaban
modern melalui nilai-nilai Islam inklusif”
Menurut
menteri ”Islam itu adalah nilai-nilai universal yang bisa melewati batas waktu, ruang dan konteks
budaya, bisa berlaku kapanpun, dimanapun dan bagi siapapun, ke-universalan
nilai-nilai itu diakui kebenarannya tidak hanya oleh umat Islam semata tapi
juga oleh seluruh manusia di dunia ”.
Islam dan
budaya merupakan dua hal yang berbeda tapi saling memiliki keterkaitan,
contohnya falsafah di Minangkabau yang diamalkan berupa “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”,
karena itu kita harus berjiwa besar dan tidak mudah menyalahkan budaya yang
telah dibuat oleh pendahulu kita. contohnya lagi budaya balimau di Minangkabau
ternyata memiliki sisi esensi pensucian diri secara pisik sebelum memasuki
bulan Ramadhan, tutur menteri
“Kita semua sebenarnya sedang
berproses menuju kaffah dalam era peradaban modern,
karena itu peradaban modern ini harus kita kawal sebaik-baiknya berdasarkan
nilai-nilai Islam inklusif yang dapat mengayomi, merangkul dan melindungi semua
umat kemanusian, Inklusifitas dalam Islam semuanya melindungi harkat dan
martabat sesama manusia, sambung menteri.
Disinilah, peran perguruan tinggi
yang memiliki kompetensi, wawasan yang menjadi pihak bertanggung jawab untuk
mencerahkan masyarakat sehingga tidak mengalami keterputusan terkait nilai
agama dan budaya, tutur menag.
Sementara itu Rektor IAIN Batusangkar
Kasmuri menyampaikan terima kasih atas kehadiran menteri agama
dalam memberikan pencerahan dan berkontribusinya yang besar terhadap kemajuan
IAIN Batusangkar,
Menurut rektor, Batusangkar
International Conference (BIC III) ini sagat penting dan strategis, BIC telah
dilaksanakan yang ketiga kalinya oleh pascasarjana IAIN Batusangkar, dengan
beragam tema yang telah diusung dan dengan menghadirkan berbagai narasumber
dari dalam dan luar negeri.
Rektor juga menyampaikan bahwa lima
jurusan di IAIN Batusangkar mendapat nilai tertinggi dari BAN-PT dengan
Akreditasi A.
Pada
kesempatan yang sama Direktur Pascasarjana IAIN Batusangkar Syukri Iska
menyampaikan kegiatan BIC sebagai Annual Conference, kali ini merupakan yang
ke-tiga, berlangsung selama dua hari, yaitu 15-16 Oktober 2018, dengan
narasumber sebagai plenary speaker Dr. Adil Bin Abdillah Al Mathrudiy, (Lecture
Al Imam Muhammad Bin Saud Islamic University, Arab Saudi), Prof. Dr. Supyan
Hussin (Institute Alam dan Tamaddun Melayu, University Kebangsaan Malaysia),
Prof. Magdy Bahig Behman (Eastern Mennonite University, Virginia, USA), Prof.
H. Syafig A. Mughni, M.A., Ph,D (UIN Sunan Ampel Surabaya), Prof. Noorhaidi, M.A, M.Phil., Ph.D,
(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Prof. Dr. Duski Samad, M. Ag, (UIN IB Padang), ujar syukri
Tema yang di
bahas “Building Global Civilitzation Through Islam Inclusive”, sangat relevan
dengan keilmuan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, karena pembangunan
peradaban dunia pada hari ini tidak terlepas dari kontribusi Islam yang
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah.
Konferensi
ini beranjak dari latar belakang pemikiran yang tidak bisa dipungkiri bahwa
kemajuan peradaban saat ini tidak terlepas dari kontribusi Islam semenjak
dulunya hingga sekarang, Kontribusi Islam itu sebagai sebuah syariah berupa
ajaran agama tentunya beranjak dari referensi utama yakninya Alquran dan
Sunnah, urai Direktur Pascasarja tersebut.
Menurut
Syukri, Referensi Syar’i berpotensi memunculkan keragaman pemahaman &
perspektif baik yang bernuansa fundamental yang mengakibatkan lahirnya corak
berfikir literalis dan fundamentalis, di sisi lain lahir perspektif yang agak
luwes dan fleksibilitas yang melahirkan corak berfikir kontekstualis.
Akan tetapi
dalam dinamika pemikiran yang perspektif seperti itu, akhirnya melahirkan
pemahaman yang radikalis sehingga secara eksklusif menimbulkan disharmoni baik
dikalangan internal umat Islam sendiri maupun dengan pihak eksternal, disamping
itu sebagai antitesanya muncul pula perspektif yang kebablasan yakni dari
kalangan pluralis dan liberalis, sehingga akhirnya dari kedua corak perspektif
dan pemahaman itu mengusik keberadaan ajaran Islam yang inklusif dan rahmatan lil alamin secara realistis, jelas Syukri yang
juga Ketua MUI Tanah Datar itu,
Karena itu
Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah melalui Forum Konferensi Internasional
ini dalam posisi yang tepat untuk turut serta memberikan kesempatan kepada para
akademisi dan ilmuan untuk memperbincangkan persoalan Islam yang relevan dengan
persoalan aktual saat ini sehingga wujud literalis yang akomodatif dan
kontekstualis yang terkait dengan nilai dasar Islaitu bisa tercapai melalui
kajian Islam Inklusif ini, urai mantan Ketua STAIN itu
Syukri
melanjutkan, melalui keberagaman narasumber baik dari plenary maupun parallel
sehingga diharapkan akan menimbulkan keberagaman sisi pandang yang berbeda
pula, hal ini diharapkan akan memperkaya khasanah intelektual tentang tema
seminar yang dibahas, BIC-III ini menghadirkan 80 orang pemakalah parallel dan
350 orang peserta yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Se-Indonesia,
urai Syukri
Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat
Irwan Prayitno dalam sambutannya berharap para pakar yang hadir dalam BIC III
bisa memberikan solusi terhadap permasalahan umat saat ini. "Saya yakin,
melalui konferensi ini akan muncul solusi untuk kemajuan peradaban Islam,"
kata Irwan.
Turut hadir pada seminar ini Kakanwil
Kemenag Sumatera Barat, Bupati Tanah Datar, LSM, tokoh masyarakat serta
civitas akademika IAIN Batusangkar.
Pada
kesempatan itu menteri agama juga menyerahkan secara simbolis bantuan dari ASN
kementerian agama RI ke Pemda Kab. Tanah Datar untuk korban musibah tanah
lonsor dan banjir bandang di Kec. Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah
Datar.(dn/nal/hm)
0 comments:
Posting Komentar