Dr. Suswati Hendriani, M.Pd., M.Pd.

Direktur Program Pascasarjana

Dr. H. M. Yusuf Salam, S.Ag., M.A.

Wakil Direktur Program Pascasarjana

Fauzi MS., M.Kom

Kasubbag Tata Usaha Program Pascasarjana

Dr. Hj. Demina, M.Pd.

Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana

Dr. Farida Arianti, M.Ag

Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah Program Pascasarjana

Dr. Suharmon, S.Ag., M.A.

Kaprodi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana

Dr. Himyar Pasrizal, S.E., M.M.

Kaprodi Ekonomi Syariah Program Pascasarjana

Dr. Wahidah Fitriani, S.Psi, MA.

Kaprodi Bimbingan Konseling Dan Pendidikan Islam Program Pascasarjana

Dr. H. Sri Yunarti, M.Ag.

Kaprodi Hukum Keluarga Islam Program Pascasarjana

Jumat, 09 November 2018

BIC PASCASARJANA IAIN BATUSANGKAR SUKSES DI GELAR



Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi “Batusangkar International Conference” yang diadakan oleh Program Pascasarjana IAIN Batusangkar di Hotel Emersia pada Senin (15/10) kemaren.
Menteri yang sekaligus berperan sebagai Keynote Speaker pada pertemuan Internasional kajian ilmiah Keislaman tersebut menyampaikan “dengan hadirnya narasumber dan peserta dari berbagai negara, profesi dan latar belakang institusi yang berbeda, maka kita harus memanfaatkan acara ini dengan berbagi ilmu, pengalaman, dan pengetahuan tentang bagaimana kita bisa membangun beradaban modern melalui nilai-nilai Islam inklusif”
Menurut menteri ”Islam itu adalah nilai-nilai universal yang bisa melewati batas waktu, ruang dan konteks budaya, bisa berlaku kapanpun, dimanapun dan bagi siapapun, ke-universalan nilai-nilai itu diakui kebenarannya tidak hanya oleh umat Islam semata tapi juga oleh seluruh manusia di dunia ”.
Islam dan budaya merupakan dua hal yang berbeda tapi saling memiliki keterkaitan, contohnya falsafah di Minangkabau yang diamalkan berupa adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, karena itu kita harus berjiwa besar dan tidak mudah menyalahkan budaya yang telah dibuat oleh pendahulu kita. contohnya lagi budaya balimau di Minangkabau ternyata memiliki sisi esensi pensucian diri secara pisik sebelum memasuki bulan Ramadhan, tutur menteri

“Kita semua sebenarnya sedang berproses menuju kaffah dalam era peradaban modern, karena itu peradaban modern ini harus kita kawal sebaik-baiknya berdasarkan nilai-nilai Islam inklusif yang dapat mengayomi, merangkul dan melindungi semua umat kemanusian, Inklusifitas dalam Islam semuanya melindungi harkat dan martabat sesama manusia, sambung menteri.
Disinilah, peran perguruan tinggi yang memiliki kompetensi, wawasan yang menjadi pihak bertanggung jawab untuk mencerahkan masyarakat sehingga tidak mengalami keterputusan terkait nilai agama dan budaya, tutur menag.
Sementara itu Rektor IAIN Batusangkar Kasmuri menyampaikan terima kasih atas   kehadiran menteri agama dalam memberikan pencerahan dan berkontribusinya yang besar terhadap kemajuan IAIN Batusangkar,

Menurut rektor, Batusangkar International Conference (BIC III) ini sagat penting dan strategis, BIC telah dilaksanakan yang ketiga kalinya oleh pascasarjana IAIN Batusangkar, dengan beragam tema yang telah diusung dan dengan menghadirkan berbagai narasumber dari dalam dan luar negeri.
Rektor juga menyampaikan bahwa lima jurusan di IAIN Batusangkar mendapat nilai tertinggi dari BAN-PT dengan Akreditasi A.
Pada kesempatan yang sama Direktur Pascasarjana IAIN Batusangkar Syukri Iska menyampaikan kegiatan BIC sebagai Annual Conference, kali ini merupakan yang ke-tiga, berlangsung selama dua hari, yaitu 15-16 Oktober 2018, dengan narasumber sebagai plenary speaker Dr. Adil Bin Abdillah Al Mathrudiy, (Lecture Al Imam Muhammad Bin Saud Islamic University, Arab Saudi), Prof. Dr. Supyan Hussin (Institute Alam dan Tamaddun Melayu, University Kebangsaan Malaysia), Prof. Magdy Bahig Behman (Eastern Mennonite University, Virginia, USA), Prof. H. Syafig A. Mughni, M.A., Ph,D (UIN Sunan Ampel Surabaya), Prof. Noorhaidi, M.A, M.Phil., Ph.D, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Prof. Dr. Duski Samad, M. Ag, (UIN IB Padang), ujar syukri
Tema yang di bahas “Building Global Civilitzation Through Islam Inclusive”, sangat relevan dengan keilmuan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, karena pembangunan peradaban dunia pada hari ini tidak terlepas dari kontribusi Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah.

Konferensi ini beranjak dari latar belakang pemikiran yang tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan peradaban saat ini tidak terlepas dari kontribusi Islam semenjak dulunya hingga sekarang, Kontribusi Islam itu sebagai sebuah syariah berupa ajaran agama  tentunya beranjak dari referensi utama yakninya Alquran dan Sunnah, urai Direktur Pascasarja tersebut.
Menurut Syukri, Referensi Syar’i berpotensi memunculkan keragaman pemahaman & perspektif baik yang bernuansa fundamental yang mengakibatkan lahirnya corak berfikir literalis dan fundamentalis, di sisi lain lahir perspektif yang agak luwes dan fleksibilitas yang melahirkan corak berfikir kontekstualis.

Akan tetapi dalam dinamika pemikiran yang perspektif seperti itu, akhirnya melahirkan pemahaman yang radikalis sehingga secara eksklusif menimbulkan disharmoni baik dikalangan internal umat Islam sendiri maupun dengan pihak eksternal, disamping itu sebagai antitesanya muncul pula perspektif yang kebablasan yakni dari kalangan pluralis dan liberalis, sehingga akhirnya dari kedua corak perspektif dan pemahaman itu mengusik keberadaan ajaran Islam yang inklusif dan rahmatan lil alamin secara realistis, jelas Syukri yang juga Ketua MUI Tanah Datar itu,
Karena itu Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah melalui Forum Konferensi Internasional ini dalam posisi yang tepat untuk turut serta memberikan kesempatan kepada para akademisi dan ilmuan untuk memperbincangkan persoalan Islam yang relevan dengan persoalan aktual saat ini sehingga wujud literalis yang akomodatif dan kontekstualis yang terkait dengan nilai dasar Islaitu bisa tercapai melalui kajian Islam Inklusif ini, urai mantan Ketua STAIN itu
Syukri melanjutkan, melalui keberagaman narasumber baik dari plenary maupun parallel sehingga diharapkan akan menimbulkan keberagaman sisi pandang yang berbeda pula, hal ini diharapkan akan memperkaya khasanah intelektual tentang tema seminar yang dibahas, BIC-III ini menghadirkan 80 orang pemakalah parallel dan 350 orang peserta yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Se-Indonesia, urai Syukri


Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dalam sambutannya berharap para pakar yang hadir dalam BIC III bisa memberikan solusi terhadap permasalahan umat saat ini. "Saya yakin, melalui konferensi ini akan muncul solusi untuk kemajuan peradaban Islam," kata Irwan.                                               
Turut hadir pada seminar ini Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, Bupati Tanah Datar, LSM, tokoh masyarakat serta  civitas akademika IAIN Batusangkar.
Pada kesempatan itu menteri agama juga menyerahkan secara simbolis bantuan dari ASN kementerian agama RI ke Pemda Kab. Tanah Datar untuk korban musibah tanah lonsor dan banjir bandang di Kec. Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar.(dn/nal/hm)

Optimis Melejitkan Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Pascasarjana IAIN Batusangkar Laksanakan MOU Dengan UIN Sumatera Utara

  Batusangkar- Senin pada tanggal 23 Mei 2022 Pascasarjana IAIN Batusangkar kedatangan tamu dari UIN Sumatera Utara. Dalam kunjungan ini Pas...